Berikut ini adalah beberapa alasan dokumentasi perempuan (tidak) biasa dibuat:  

  1. Sangat minim warisan catatan tentang perempuan di Sumba
  2. Karya dan pengalaman perempuan belum dianggap bagian dari sejarah.
  3. Kerja-kerja perempuan ini Sumba hening, tidak terdengar sama sekali.
  4. Sejarah lebih berpihak kepada kekuasaan, artinya minus perempuan dan kelompok marjinal. Kalaupun ada, hanya perempuan di kelompok elit yang sering muncul dan dibicarakan.
  5. Isu seni dan budaya selalu dipinggirkan, kurang popular dalam sejarah pembangunan di Sumba. Beasiswa yang diberikan untuk kedokteran, arsitek dan lainnya. Isu seni dan budaya dipinggirkan.
  6. Ruang suara perempuan terbatas karena kuatnya budaya patriarki. Walau menjadi legislatif, ada 30% kuota, perempuan hanya sebagai memberi warna. Bukan opihak yang memberi gagasan dan memiliki peran aktif.
  7. Isu reproduksi belum menjadi pertimbangan sebagai ranah gerakan perubahan sosial.
  8. Buku Perempuan (Tidak) Biasa Di Sumba Era 65 sampai 98 akan menjadi warisan sejarah untuk Sumba. Agar Sumba diingat menjadi bagian dari Indonesia. Sumba sering dilukapakan karena kecil, bahkan tidak tercatat pada masa orde baru, seperti halnya mencatat pulau besar.