Maraknya kasus pelecehan seksual, bulliying, serta tindakan intoleransi disekolah, memberikan kehawatiran bagi masyarakat tak terkecuali sekolah Cerlang. Sebagai sekolah yang mengutamakan nilai-nilai kesetaraan dan toleransi, Cerlang merasa perlu untuk melakukan pendidikan yang mendukung sekolah ramah anak. Maka dari itu, melalui Kerjasama dengan Global Network Religions for Children (GNRC) kami mengadakan kegiatan bernama “Kamek Budak Pontianak Cinte Keberagaman” yang artinya kami anak-anak Pontianak cinta keberagamanan. pada sabtu 01 Juli 2023 di taman alun-alun Kapuas.

Tujuan dari kegiatan ini untuk mendukung gerakan sekolah ramah anak yang menghormati nilai-nilai toleransi, anti bulliying, dan anti kekerasana seksual juga memperkenalkan keberagaman sejak dini kepada anak-anak Pontianak supaya dapat menanamkan sikap toleransi saling menghargai sejak dini.

Ketua panitia Ninda menjelaskan “ program ini kami buat karena saat ini kasusk plecehan seksual, bulling, dan intoleransi di sekoah marak terjadi dan yang menjadi korban juga anak-anak terutama dalam kasus bulliying. Sebagaimana pernyataan menteri pendidikan, bahwa dosa besar lembaga Pendidikan kita saat ini adalah kekerasan seksual, bulliying, juga intolerenasi di sekolah. Maka dari itu, kami berupaya untuk melakukan Pendidikan inklusi bagi anak-anak.

Lanjutanya “Kami memilih anak-anak karena mereka memiliki masa yang lebih panjang dari pada usia dewasa, anak-nak yang menjadi korban buliyying, kekerasan seksual dan intoleransi megalami trauma yang sangat berat dan panajang serta akan berpengaruh kepada psikologi anak. Apalagi ketika mereka tidak memiliki lingkungan yang mendukung takut atau bingung untuk bercerita.  Terus mereka juga belum memahami apakah yang mereka lakukan merupakan tindakan buliyying atau intoleransi karena mereka menggap yang dilakukan sekedar guyonan karena lingkungan sudah menormaliasaikan hal seperti itu.  Ruang perjumpaan yang intens membahas soal keberagaman masih sangat kurang, sekolah mungkin memberikan ruang pertemuan itu tapi belum cukup untuk memfasilitasi secara intens terkait keberagaman, mereka hanya berjumpa tetapi tidak ada filsilitas untuk saling bercerita pengalaman memiliki identitas yang berbeda. maka ruang pertemuannya harus di buat.

Melalui kerjasama ini, kedepan kami berharap 30 anak ini, nantinya akan bercerita terkait pengalaman menarik ke kepada teman-teman yang lain. tutur Ninda sekalu ketua panitia acara ini.

Sebanyak 30 peserta mengikuti kegiatan ini yang terdiri dari anak-anak dengan usia 9-12 tahun, dengan latar belakang agama yang berbeda-beda dan sekolah yang berbeda-beda. Dalam kegiatan ini, akan ada beberapa rangkaian agenda ini diataranya ialah Dudok Melingkar yaitu kegiatan diskusi untuk berbagi pengalaman, saling mengenalkan identitas masing-masing, game untuk menambah kedekatan peserta yang dilakukan pada hari ini. Selanjutnya pada tanggal 8 juli 2023 akan melakukan kunjungan atau Betangga yang artinya mengajak peserta berkunjung ke rumah ibadah dan melakukan dialog bersama tokoh agama dari masiang-masing agama untuk membuka wawasan baru dan menanamkan nilai-nilai toleransi dan kesetaraan. Terakhir di tanggal 18 Juli 2023 peserta akan diminta untuk membuat gelar karya bersama berupa hasil refleksi peserta dari kegiatan yang telah di ikuti nantinya gelar karya tersebut juga akan di tampilkan ke masyarakat sebagai kampanye mendukung sekolah ramah anak di Pontianak.