Talkshow Parenting

AYAH Now untuk GenAlfa 

Minggu, 9 Desember 2018, SAKA menggelar talkshow parenting bertajuk Ayah Now untuk Gen Alfa. Hadir sebagai pembicara adalah Maman Suherman (penulis & social influencer),  Maria Nofaola, S.Psi., M.Psi., Ch.t., psikolog klinis di RS Kota Pontianak dan juga Aswin Taufiek, staf ahli Walikota bidang Pemerintahan dan SDM. Talkshow yang dipandu oleh Louise Wulandari (sociopreneur) ini dibuka oleh ketua tim penggerak PKK, Dr. H. Yanieta Arbiastutie, M.Sc., Apt.
Banyak yang bertanya-tanya tentang apa itu GenAlfa. Istilah bagi anak yang lahir sejak 2010 ini masih kurang dikenali di masyarakat. Lebih sering kita menggunakan istilah milenial untuk anak-anak sekarang. Padahal, sebagian banyak dari orang tua dari GenAlfa adalah kaum milenial.

Kedua generasi ini- orang tua milienial & anak genAlfa- memiliki karakter yang berbeda dan tantangannya masing-masing. Dari waktu ke waktu, tantangan menjadi semakin kompleks dengan berbagai perubahan mendasar yang mengalami percepatan seiiring kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Sebagai orang tua yang ingin dapat optimal mendukung tumbuh kembang anak, maka orang tua saat ini perlu mampu membangun strategi untuk menjembatani jurang generasi.

Talkshow ini sengaja menekankan pada peran ayah. Kerap, kegiatan parenting diikuti hanya oleh kaum ibu. Padahal, peran ayah juga tidak kalah pentingnya. Lewat talkshow parenting ini, SAKA ingin mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan orang tua, khususnya Ayah, tentang parenting. Sekaligus, berkontribusi untuk pengembangan sumber daya manusia di Pontianak. Tantangan sumber daya di Kalimantan Barat sungguh besar. Rata-rata lama sekolah masih 7 tahun dan sejumlah riset menunjukkan rendahnya minat baca, kemampuan memahami bacaan dan  ketrampilan dasar anak didik. “Peran orang tua mengembangkan kesiapan anak untuk belajar menjadi sangat penting agar anak-anak kita berkualitas dan mampu menghadapi tantangan pada masa depannya,” jelas Andy Yentriyani, ketua SAKA dalam menghantarkan diskusi ini.

Dalam sambutannya yang mendukung penuh kegiatan ini, Ibu Yanieta mengingatkan “banyaknya kegagalan dalam mengasuh anak bukan karena kurangnya kasih sayang dalam keluarga melainkan ketidakmampuan dan ketidaktahuan orangtua tentang bagaimana cara mengasuh yang benar.” Mengingat pentingnya kegiatan serupa ini,  Ibu Yanieta berpesan  agar dapat ditindaklanjuti dengan membangun kerjasama untuk pelatihan bagi guru dan penggerak PKK.

Sebagai kota yang bervisi layak anak dan ramah gender, kegiatan parenting serupa ini juga dirasakan penting oleh pemerintah kota. Sebagaimana disampaikan oleh Pak Aswin, dari rumah ayah dapat mencontohkan relasi saling menghormati dan setara antara laki-laki dan perempuan. Apresiasi pada SAKA dalam kegiatan ini ditunjukkan pada uluran kerjasama dalam hal kajian dan penguatan peran pemerintah untuk pendidikan anak, termasuk dalam menyikapi permasalahan akibat penggunaan gadget oleh anak.

Dalam paparannya, Kang Maman menekankan pentingnya 6 literasi dasar anak yang perlu dikembangkan orang tua, yaitu literasi baca-tulis, numerasi (angka/hitung), digital, finansial, sains, dan budaya&kewarganegaraan. “Keenam literasi dasar ini diikat oleh 4 kompetensi utama, yaitu komunikasi, kolaborasi, kreativitas, dan pemikiran kritis,” tukasnya. Lebih lanjut, anak belajar terutama dari mencontoh orang tua, karena itu dalam pengembangan 6 literasi dasar dan 4 kompetensi utama, pengetahuan dan sikap orang tua menjadi penting adanya.

Mengomentari sikap  orang tua yang hendak menyegerakan anaknya masuk ke sekolah dasar, Ibu Nofaola berpesan agar orang tua memberikan ruang bermain yang cukup bagi anaknya di usia dini, mengenali kebutuhan anak untuk membangun kesiapan belajar termasuk dalam hal bahasa dan penggunaan gadget.

Dalam sesi tanya jawab, pertanyaan yang mengemuka adalah tentang cara mencegah anak untuk tergantung pada gadget namun di saat bersamaan tetap dapat mengetahui perkembangan dunia sambil mengajak anak untuk mau melestarikan budaya di tengah arus globalisasi. Mengenalkan asiknya bermain, dogeng, dan membaca dikenali oelh para pembicara sebagai beberapa cara yang dapat ditempuh. kegiatna-kegiatan yang memungkinkan interaksi anak dan orang tua perlu diperbanyak. Dalam keseharian di PG&TK Cerlang, saat diminta untuk berbagi pengalamannya, interaksi ini dibangun dengan mengajak orang tua terlibat dalam aktivitas sekolah. Orang tua bercerita, perayaan hari-hari besar nasional, hingga proyek keluarga menjadi beberapa pilihan pendekatan Cerlang.

Dengan kesepakatan untuk menjalin kerjasama lintas pihak, kegiatan ini diakhiri. Sejumlah dokumentasi mengenai kegiatan ini dapat dibaca di:

http://www.jurnalistiwa.co.id/2018/12/tk-cerlang-dan-saka-gelar-talkshow.html?m=1

https://www.google.com/amp/pontianak.tribunnews.com/amp/2018/12/09/saka-selenggarakan-talkshow-parenting-bertajuk-ayah-now-untuk-gen-alfa

http://pontianak.tribunnews.com/2018/12/12/sosialisasi-pada-guru-paud-yanieta-ingin-pembentukan-karakter-anak-juga-dari-guru-cerdas