BHINEKA
Istilah Bhinneka Tunggal Ika muncul dalam sejarah Majapahit (abad ke empat belas) menunjukkan semangat toleransi kehidupan beragama pada masa itu, yang menempatkan dua agama besar –Hindu dan Budha- hidup secara bersama dengan rukun.
SAKA menyadari bahwa Pengalaman kebersamaan kita dengan orang lain yang majemuk menghubungkan kita dengan kata bhineka, toleransi, dan rukun. Kesemuanya menyaratkan adanya praktik menghormati orang lain sambil terus mencari titik temu. Tanpa adanya upaya untuk perawatan toleransi, manusia kerap dihadapkan dengan tragedi kemanusiaan, perang saudara, konflik berkepanjangan, perebutan wilayah hidup dan pemarjinalan pihak-pihak. Pembibitan toleransi menjadi suatu sikap mental, budaya dan juga upaya pewarisan kebaikan pada generasi di masa mendatang.