Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Leo Joko Triwibowo menyampaikan pesan dalam kegiatan Coffe Morning, Rabu (17/2/2021)/Istimewa

suarasakhatulistiwa.or.id – Abdul Syukur, Ketua Forum kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pontianak di hadapan Kapolresta Pontianak, para tokoh agama, dan Jaringan Pontianak Bhinneka, mengutarakan impiannya untuk menjadikan Pontianak sebagai kota ANDA,  akronim dari aman, nyaman, damai.

“Tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Kepolisian harus bersama-sama menjaga keamanan dan stabilitas. Saya berharap kota Pontianak ini menjadi Kota ANDA,” kata pria yang akrab disapa Syukur, pada Coffee Morning di Sekretariat FKUB, Rabu (17/2/2021). Dia mengapresiasi kehadiran Kapolresta Pontianak pada Coffee Morning.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka merawat kerukunan umat beragama yang harmonis dan sosialisasi penerapan protokol kesehatan dalam kegiatan keagamaan dan pembinaan situasi kamtibmas yang damai dan kondusif pada perayaan Cap Go Meh di Kota Pontianak.

Menurut Syukur, selain pada aktivitas keagamaan yang akan dilakukan di masa pandemi kegiatan ini bertujuan untuk  untuk melakukan konsolidasi bersama Kapolres, masyarakat, tokoh, dan organisasi masyarakat sipil.

Foto bersama seluruh peserta Coffe Morning dengan menerapkan Protokol Kesehatan/Istimewa

Dia menuturkan bahwa FKUB berupaya menciptakan kerukunan di Kota Pontianak. Syukur berpendapat penting dibuat peraturan yang dapat menjadi acuan kerukunan beragama. “ Kemarin kami bersama Jaringan Pontianak Bhinneka melakukan audiensi ke DPRD Kota Pontianak untuk membahas tentang pembuatan rancangan peraturan daerah tentang kerukunan masyarakat. Ini perlu dukungan dari berbagai pihak tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Kapolresta Kota Pontianak,”  katanya. Pembuatan rancangan peraturan daerah ini juga direncanakan sebagai standar acuan dalam penanganan konflik di Kota Pontianak.  

Kapolresta Kota Pontianak, Kombes Pol Leo Joko Triwibowo, menyetujui tentang pentingnya menjaga toleransi. Mengingat Pontianak adalah kota yang plural. “Paling penting adalah toleransi. Apabila ada perselisihan bisa selalu diredam, semua kita sikapi bersama-sama baik di sisi positif ataupun negatif.”

Peserta Coffee Morning, Yanto dari FKUB menyampaikan beberapa masalah yang berpotensi mengganggu kerukunan masyarakat. Seperti halnya masalah kemacetan lalu lintas dan perdebatan antar-warga di traffic light. Pendeta Max, mengutarakan masalah papan iklan yang menutupi pengguna jalan di persimpangan Jalan Wan Sagaf dan Jalan Wak Dalek.  

Kapolresta langsung menanggapi pernyataan-pernyataan tersebut. “Terkait lampu merah di Pancasila, di depan Mitra Mart, kios yang ada di Jalan Wan Sagaf  akan saya tangani cepat. Saya sepakat, pertikaian pribadi bisa jadi embrio konflik yang lebih besar.”

Ditulis oleh: Bima, Yayasan Suar Asa Khatulistiwa